• Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management
  • Rapat bidang Data,Monev, dan Knowledge Management

STMIK WICIDA – Koordinator Bidang Data, Monev dan Knowledge Management, Satgas Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Samarinda selenggarakan rapat pembahasan pengelolaan manajemen data, knowledge management dan evaluasi mutu layanan serta pengenalan aplikasi Olah Bebaya Anak Asuh Kota Samarinda sebagai bentuk upaya dan inovasi mendorong percepatan penurunan stunting.

Stunting adalah masalah gizi kronis yang mengakibatkan gangguan pertumbuhan anak. Penderita stunting biasanya mengalami tinggi badan lebih rendah atau kerdil dari standar usianya. Kondisi ini disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Rapat Bidang Data, Monev dan Knowledge Management, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kota Samarinda yang dilaksanakan di ruang pertemuan lantai 2 gedung rektorat kampus STMIK Widya Cipta Dharma dipimpin langsung oleh Koordinator Bidang dan juga selaku Ketua STMIK WICIDA H. Tommy Bustomi, S.Kom., M.Kom dan didampingi oleh Kepala Diskominfo Kota Samarinda Dr. Aji Syarif Hidayatullah, S.Sos., M.Psi.

Hadir pula dalam rapat ini anggota – anggota bidang data, monev dan knowledge management yaitu DPPKB Kota Samarinda, BPS Kota Samarinda, Disdikbud Kota Samarinda, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, perwakilan TPPS Provinsi Kalimantan Timur dan Bapak/Ibu dosen STMIK Widya Cipta Dharma.

Diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Kadis Kominfo Kota Samarinda, beliau mengutip kalimat dari Pak Walikota Samarinda “bagaimana mungkin kita menyelesaikan suatu permasalahan, tapi kita itu buta informasi, buta data?”. Syarif menegaskan, Bapak Walikota ingin setiap kita itu dalam menyelesaikan masalah harus dilengkapi dan dibekali dulu dengan data. Dikhawatirkan bila tanpa data akan terjadi ketidaksesuaian hasil dan laporan dan kinerja dilapangan.

Syarif juga menyampaikan bahwa harusnya yang diperbaiki datanya dulu baru kemudian diperbaiki sistemnya. Agar semua terintegrasi dan faktual berdasarkan data. Dalam sambutanya Syarif menyampaikan sedikit gambaran seputar super aplikasi dari Kota Sumedang yang menurutnya sudah terintegrasi. “Untuk bidang pengembangan aplikasi dapat bekerjasama dengan posyandu sebagai salah satu penyedia data perihal stunting, selain itu syarif juga menekankan tidak hanya data yang anak yang akan lahir saja, namun perlu juga menghimpun data calon yang ingin menikah, untuk ini dapat bekerjasama dengan keluarahan perihal surat menyurat dan berhubungan dengan KUA dan catatan sipil. Dengan sistem seperti ini seluruh data-data yang terintegrasi memudahkan kita dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan yang ada dimasyarakat terutama stunting ini”, ujar Syarif.

Dilanjutkan sambutan Koordinator Bidang Data, Monev dan Knowledge Management, Satgas Percepatan Penurunan Stunting Kota Samarinda, Tommy menyampaikan TPPS dari STMIK WICIDA telah menyiapkan aplikasi untuk mencoba menjawab permasalahan stunting saat ini, aplikasi bernama “Aplikasi Olah Bebaya Anak Asuh” ini dipaparkan oleh Dosen STMIK WICIDA Pitrasacha Adytia, S.T., M.T.

Kadis Kominfo merespon baik aplikasi yang dipaparkan oleh Pitra, menurut Syarif ini adalah sebuah langkah awal yang baik dan aplikasi ini bagus untuk menghimpun data dan sudah transparan. “ini bagus dan keren banget aplikasinya, sudah jelas dan transparan dari sudut pandang orang yang membantu dan yang dibantu, melalui aplikasi ini kita tau arus uang yang kita keluarkan itu diterima atau ditujukan kepada siapa”, ujar syarif. Kemudian Syarif juga menambahkan bahwa perlu melibatkan beberapa peran OPD penyedia data lainnya, untuk memperkaya sistem yang telah dikembangkan ini, untuk kedepannya dapat menjadi super aplikasi.

Rapat dilanjutkan dengan diskusi dan saran serta informasi dari perwakilan OPD dari anggota yang hadir.

Dalam sesi diskusi Pak Fuad Bidang Data Prov Kaltim dari BKKBN memiliki data untuk penanganan keluarga yang beresiko stunting, mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu melahirkan, batuta, batita. yang diupdate tiap tahun. Fuad menyarankan alangkah baiknya untuk pengembang aplikasi langsung berkolaborasi dengan tim yang sudah ada dari BKKBN yakni tim pendamping keluarga (kader bidan, kader posyandu, kader PKK) untuk sosialisasi penggunaan aplikasi setiap hari.

Hasil diskusi rapat ini, menghasilkan rekomendasi berupa:

  1. Memastikan data perihal stunting yang dikumpulkan valid dan terintegrasi
  2. Himpunan data yang dimaksud adalah:
    a. data beresiko stunting,
    b. data dinyatakan stunting,
    c. data dinyatakan stunting yang telah mendapatkan bantuan (suplemen)
  3. Adanya regulasi yang mengatur kesatuan data (terintegrasi) antar OPD penyedia data stunting
  4. Membangun dan/atau mengembangkan sistem yang terintegrasi (holistik dari hulu ke hilir untuk semua faktor stunting)

Sesi rapat ditutup dengan foto bersama seluruh peserta rapat.